Oversize Piston

    Piston memiliki peranan yang penting pada siklus kerja mesin motor/mobil. Piston bekerja dengan cara memampatkan campuran udara-bahan bakar di dalam ruang bakar. Lalu campuran udara bahan bakar bertekanan, tersebut dipantik oleh busi dan menghasilkan energi yang dapat menggerakkan piston. Momentum pergerakan piston tersebut lah yang dimanfaatkan untuk menggerakkan kendaranan.
    Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, piston, ringnya, dan liner semakin haus akibat gesekan piston dengan dinding liner. Sehingga kompresi mesin berkurang dan mesin jadi tak bertenaga. Untuk tiu perlu dilakukan oversize pada mesin tersebut.
    Oversize adalah mengganti piston standar dengan piston yang sedikit lebih besar (biasanya diameter hanya bertambah 0.25mm untuk sekali oversize dan kelipatannya).  Dalam oversize ini ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu : clearance piston dengan liner, dan kekasaran permukaan pada dinding liner

Clearance piston dengan liner
    Mengutip dari gridoto.com "Menurut aturan, secara teknis celah piston di liner buat motor harian sekitar 0,02~0,03 mm. Ukuran itu lebih besar dari diameter piston oversize atau yang akan dimasukkan ke dalam liner. Tapi kalau buat balap, biasanya paling aman 0,04~0,05 mm,” ujar mekanik mangkal di Ruko Mutiara Jl. Tole Iskandar, No. 2, Depok II itu.
Celah pada piston ini cukup penting untuk diperhatikan, karena jika celah terlalu renggang maka kompresi akan bocor dan menjadi tidak bertenaga. Dan jika celah piston terlalu rapat maka ketika mesin dihidupkan, piston akan memuai dan tersangkut pada liner. "Istilah anak bengkel nyeket". imbuh mekanik sekaligus pemilik bengkel Adi Djaya Tech.
Kekasaran permukaan dinding liner
    Lalu setelah pengerjaan celah piston selanjutnya perhatikan juga kekasaran permukaan pada linernya. Pada gridoto.com disebutkan, berdasarkan riset baret halus pada permukaan liner dapat memperpanjang umur piston. Baret halus tersebut berfungsi untuk menampung oli pada dinding liner sehingga piston dapat terlumasi dengan baik ketika bergerak. Baret halus ini pun juga tidak sembarang baret. Baret itu didapatkan dengan proses honing. Dengan amplas berukuran 1000, 1500 dan 2000. Teknik honing pun juga perlu diperhatikan sudut kemiringan dari garis baret tersebut. Besar sudutnya 45° terhadap garis lainnya. Atau sekitar 22°-32° terhadap permukaan atas blok piston. (engine builder)

    Demikian yang dapat disampaikan, semoga artikel ini bermanfaat. Mohon maaf jika ada salah-salah kata. Selamat mencoba. 

🙏

Comments

Popular posts from this blog

Suka-Duka Menggunakan Ban Lebar

Packing/Gasket Pada Mesin serta Alternatif Packing/Gasket Kertas dan Lem